Senin, 23 Mei 2011

PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS PERTANIAN

LAPORAN HASIL INTERVIEW

Kabupaten / Kota : Barru

Parameter : Kehidupan Ekonomi

Indikator : Pemerataan Ekonomi

Isu strategis terpenuhi : Sarana Prasarana, Akses Modal,

dan distribusi pendapatan

Narasumber : Sekretaris Dinas Pertanian, Ahmad, 081342363885


What

PENINGKATAN KUANTITAS DAN KUALITAS PERTANIAN

Why

Latar Belakang

1. Banyaknya sawah tadah hujan

Upaya

1. Peningkatan benih unggul bermutu

2. Perluasan areal tanam

3. Bantuan pinjaman modal

4. Bantuan alat-alat pertanian

5. Pengembangan kelembagaan perbenihan

6. Membentuk satu desa satu penyuluh pertanian

7. Membangun kerjasama dengan berbagai pihak

8. Pembangunan jalan usaha tani dan jalan produksi

When

2005 sampai sekarang

Where

1. Kec. Mallusetasi (ds. Bojo baru, ds. Nepo, ds. Manuba, ds. Bojo, ds. Cillelang)

2. Kec. Soppeng Riaja (kel. Kiru-kiru, ds siddo, ds. Batu pute, ds. Lawallu, ds. Pacekke., ds. Ajakkang)

3. Kec. Balusu (ds. Lampoko, ds. Balusu, kel. Takkalasi ds. Binuang)

4. Kec. Barru (ds. Tuwung, kel. Mangempang, ds. Siawung, ds. Galung, ds. Tompo, ds. Palakka, kel. seppeE, kel. Coppo)

5. Kec. Tanete riaja (ds. Libureng, kel. Lompo riaja, ds. Kading, ds. Mattirowalie, ds. Lompo tengah)

6. Kec. Pujananting (ds. Bacu bacu, ds. Gattareng, ds. Pattappa, ds. Jangan jangan, ds. Pujananting, ds. Bulo bulo)

Who

Penanggung jawab : Dinas pertanian

Pelaksana : Kelompok tani, PPL

Mitra kerja : Balai Pengawasan Sertifikasi Benih (BPSB) Maros, Balitsereal Maros, ITCC

Penerima manfaat : kelompok tani, petani

How

1. Musyawarah mappalili antara pemda dan perwakilan masy tani di setiap kec di setiap musim tanam

2. Perluasan areal tanam

Perluasan areal tanam melalui optimalisasi pemanfaatan sumber-sumber air yang ada melalui :

a. rehabilitasi jaringan irigasi sepanjang 3.059 meter,

b. pembangunan embung 12 unit dan dam parit 4 unit. Sebagian besar embung di Kec. Barru, sedangkan lainnya tersebar di Kec. Pujananting, kec. Tanente riaja, kec. Tanete rilau, kec. Balusu, kec. Soppeng riaja, kec. Mallusetasi

c. pengembangan irigasi tanah dangkal 30 unit

d. Rehabilitasi bendungan. Bendungan yang direhabilitasi adalah bendungan Kiru-Kiru di Mangkoso (Kec. Soppeng Riaja), Bendungan LanraE (Kec. Mallusetasi), Bendungan Batubessi Kec. Barru, dan Bendungan Jalanru Kec. Tanete Riaja.

3. Pemberian bantuan modal melalui pola Kredit Ketahanan Pangan (KKP)

Jumlah dana yang sudah disebarkan ke kelompok tani sebanyak Rp. 3.455.000.000 untuk pengembangan komoditi jagung, padi, dan ternak, dengan bunga 6% per tahun. Dana pemda berada di BRI dan akan dikucurkan langsung ke rek kelompok tani setelah disetujui oleh pemda. Maksimal dana pinjaman 20 juta/orang. Jika menunggak, maka untuk selamanya kelompok tidak akan mendapatkan bantuan lagi.

4. Bantuan alat-alat pertanian berupa hand traktor 43 unit dan 17 unit pompa air, bibit-bibit padi yang diberikan gratis sebanyak 100-an ton, serta pembangunan kios saprodi sebanyak 53 kios

5. Pengembangan kelembagaan perbenihan

Pengembangan kelembagaan perbenihan dilakukan melalui:

a. Pengembangan stasiun perbenihan/perbibitan. Ada dua stasiun pembibitan, Stasiun pembibitan holtikultura dan buah-buahan di Tompo dan Stasiun pembibitan Bonto Lampe seluas 3,5 ha.

b. Pengembangan kelompok-kelompok penangkar benih padi selaku mitra binaan Stasiun perbenihan Bonto Lampe dalam penyiapan calon benih. Jumlah kelompok tani binaan 105 kelompok dengan total anggota 2.918 petani. Luas areal per kelompok tani minimal 10 ha.

6. Mengembangkan benih unggul berlabel melalui uji laboratorium Balai Pengawasan Sertifikasi Benih (BPSB) Maros sebagai penjamin kualitas benih. Benih unggul berlabel == Varietas Cigeulis, Ciliwung, Ciherang, Mekongga, dan Cisantana

7. Membentuk satu desa satu penyuluh pertanian (76 penyuluh 54 desa). Dibentuk Pos Penyuluh Pertanian (Posluhtan) dan bertempat di kantor desa/lurah. Didalamnya terdapat program dan jadwal kunjungan penyuluh pertanian bersama-sama kelompok tani, tokoh masy, kepala dusun, dan pemerhati pertanian lainnya. Untuk meningkatkan wawasan penyuluh, tahun 2007 diadakan studi banding selama 15 hari di jawa timur, jawa barat, jawa tengah, DKI Jakarta,

8. Membangun kerjasama dengan berbagai pihak

a. Kerjasama dengan Balitsereal Maros untuk pelatihan peningkatan kemampuan agribisnis terpadu berbasis jagung bagi camat, kepala desa, lurah, koramil, babinsa, BPP, dan PKK

b. Kerjasama dengan BPSB Maros dalam rangka bimbingan/pembinaan bagi kelompok penangkar benih padi dan proses labelisasi/sertifikasi benih

c. Kerjasama dengan konsultan ITCC, yaitu kerjasama untuk menyusun program yang lebih terarah, terpadu, dan terfokus dalam pembangunan agribisnis

9. Pemda membangun prasarana jalanan untuk membuka daerah terisolir dan memperlancar produksi pertanian maka di Desa Gattareng, Desa Bulo Bulo, desa Desa Bacu-Bacu, Desa Harapan, Desa Kamiri, Desa Pacekke, Desa Palakka, Desa Pattappa, Desa Jangan Jangan sepanjang 9.100 meter

10. Pemda membangun jembatan yang berskala besar (besi baja) seperti Jembatan Pancana, Jembatan Botto Lampe, Jembatan Batu Bessi, Jembatan Bawasalo, dan Jembatan Bette

11. Pengembangan dan pelatihan pupuk cair (bokashi) di seluruh kecamatan (pelatihan 52 kelompok tani, 1.410 peserta, mulai 2005)

a. Kec. Pujananting (Jangan-Jangan, Gattareng, Bulo-Bulo, Pujananting, Bacu-bacu

b. Kec. Balusu (Kamiri, Lampoko, Binuang, Takkalasi, Madello

c. Kec. Tanete Riaja (Harapan, Kading, MattirowaliE, Lompo Tengah, Lompo Riaja, Lempang, Libureng

d. Kec. Tanete Rilau (LasitaE, Lalabata, Paopao, Lipukasi,

e. Kec. Barru (Anabanua, Coppo, Siawung, Tuwung, Tompo, Palakka,

f. Kec. Soppeng Riaja (Paccekke, Lawallu, AjjangkangngE, Batupute

g. Mallusetasi (Nepo, Cilellang,

Anggaran:

1. Pengembangan perbenihan/perbibitan (operasional instalasi perbenihan/perbibitan botto lempe kec. Tanete riaja Rp. 652.305.000

2. Pembelian alat-alat pertanian di instalasi perbenihan Rp. 511.157.000

3. Perluasan areal tanaman pangan dan holtikultura

Rp. 45.000.000

4. Pengembangan bibit unggul Rp. 94.600.000

5. pembangunan dan rehab jalan, jembatan, pembangunan infrastruktur pedesaan Rp. 93,5 Milyar (PU)

6. Pembangunan embung Rp. 349.994.000 di ds. Harapan, Lipukasi, Siddo, Kamiri, Lompo Tengah, Lampoko, dan Tellumpanua

7. Pembangunan dam parit sebesar Rp. 216.000,- dialokasikan di desa Gattareng, Kamiri, Galung, dan Pancana sebanyak 4 unit

8. Pembangunan irigasi di desa Gattareng 867 meter Rp. 363.984.000

9. Rehabilitasi irigasi di ds. Jempulu, Punranga, Paludda, Labange Kec. Pujananting Rp. 791.900.000

10. Pembangunan 4 dam parit di ds. Gattareng, Kamiri, Galung, Pancana Rp. 216.000.000

11. Pengadaan saprodi, sarana dan prasarana pertanian Rp. 4.031.500.000

Total Dukungan anggaran

2006 = Rp. 6.312.851.980

2007 = Rp. 6.836.556.168

2008 = Rp. 5.838.816.700

2009 = Rp. 7.332.167.480

2010 = Rp. 6.908.958.660

Total Rp. 33.229.350.988

Output/

Outcome

1. Bertambahnya volume air yang dapat ditampung di bendungan sehingga dapat mengairi areal persawahan yang dapat ditanami 2-3 kali, yaitu padi, padi, dan palawija (untuk lahan sawah berpengairan) dan padi-palawija-palawija atau padi-palawija-bero

2. Penyuluh pertanian yang berhasil akan mendapatkan penghargaan umroh bersama dengan bupati

3. Stasiun perbenihan telah memproduksi padi bermutu sebanyak 332,286 ton dan disalurkan kepada 437 kelompok tani

4. Sudah mampu menghasilkan bibit padi berkualitas dengan varietas Cigeulis, Ciliwung, Ciherang, Mekongga, dan Cisantana. Bibit padi berkualitas tidak perlu lagi menggunakan bibit padi berkualitas dari luar

5. Perkembangan produksi padi

Tahun

Luas Panen (Ha)

Produktivitas

(Ku/Ha)

Produksi

(ton)

2006

14.782

42.66

63.053

2007

16.332

50.16

85.452

2008

17.126

51.67

87.721

2009

17.957

54.29

97.346

2010

18.495

55,01

100.645

6. Dengan adanya posluhtan maka pelayanan konsultasi akses informasi teknologi dapat terlaksana karena PPL mempunyai jadwal pembinaan yang disepakati melalui musyawarah antara petani, kelompok tani, dan masyarakat lainnya.

7. Pendapatan petani meningkat karena pemda membeli hasil panen kelompok tani mitra pemda 10% lebih tinggi dari harga pasar. (jika kelompok tani memiliki sawah 10 hektar dan saat panen mencapai 7 ton/ha, maka jika harga jual beras Rp. 2.500 dan dibeli pemda Rp. 2.750, maka tambahan pendapatan kelompok tani sebesar Rp. 17.500.000 per masa panen atau sebesar Rp. 583.333/ petani jika jumlah anggota kelompok tani sebanyak 30 orang)

8. Saluran irigasi dan bendung yang telah dibangun dan dimanfaatkan sepanjang 139.341 m2 dengan areal sawah yang dapat diairi seluas 12.081 ha (total luas sawah 13.029 ha)

9. Peningkatan ketahanan pangan sebesar 12% di tahun 2010

Payung Hukum

1. Perbup Bupati Barru No. 28 Tahun 2008 tentang uraian tupoksi Dinas Pertanian, tanaman pangan dan perkebunan kab. Barru

2. Surat penunjukan Kepala Balai Penelitian Tanaman Serealia No. 164/2008 tentang Pelatihan Peningkatan Kemampuan Agribisnis Pertanian Terpadu

3. Surat Perjanjian Kerjasama antara Dinas Pertanian dengan Kelompok Tani tentang Penangkaran Benih

Dokumen Pendukung

1. Laporan-laporan

2. Foto lapangan

3. Brosur