Senin, 23 Mei 2011

Prima Health Care Improvement

LAPORAN HASIL INDEPT INTERVIEW INOVASI

KABUPATEN

BARRU

NARA SUMBER

1. Kadis Kesehatan Barru

2. Kasubdin Program, Sukri, SKM, 08124113663

3. Kades Galung, Ahmad Suhada, 081342522548

PENELITI

MILAWATY

PARAMETER

2. LAYANAN PUBLIK

INDIKATOR

2.2. KESEHATAN

ISU TRATEGIS

PARTISIPASI PENYELENGGARAAN LAYANAN KESEHATAN

1. What - Nama Program/Kebijakan

”PRIMA KESEHATAN”

PHCI (Prima Health Care Improvement)

2. Why

· Pengetahuan, pemahaman, prilaku, dan tingkat kesadaran masyarakat tentang hidup sehat masih minim

· Tingginya kasus masalah kesehatan seperti penyakit diare

· Kemandirian masyarakat dalam kesehatan

3. Who

a. Penanggungjawab : Dinkes

b. Pelaksana Program : TIK, Tim PHCI dan Masyarakat

c. Rekanan : JICA

d. Penerima manfaat Langsung : Masyarakat desa

4. When - Waktu Pelaksanaan Program

  • 2007 sampai sekarang

5. Where – Tempat Pelaksanaan Program :

FASE I (2007 – 2010)

  • Tahun 2007 di dua kecamatan yaitu Kec. Barru dan Kec. Tanete Rilau.
  • Tahun 2008 - 2010 di tiga kecamatan yaitu Kec. Barru, Kec. Tanete Rilau, dan Kec. Tanete Riaja di 27 desa (seluruh desa di kec target)

FASE II (2011 – 2014)

  • Tahun 2011 di dua kecamatan, yaitu Balusu dan Soppeng Riaja yang mencakup 40 desa

6. How

a. Mekanisme Program :

1. Membentuk Tim PHCI tingkat desa yang berjumlah + 20 orang. Tim PHCI merupakan perwakilan masyarakat (tokoh masyarakat/tokoh agama, tenaga kesehatan/relawan kesehatan, guru dan PKK). Peran PHCI desa :

· Berpartisipasi dalam pelatihan

· Mempersiapkan rencana PHCI desa

· Membuat proposal kegiatan

· Melaksanakan kegiatan yang disetujui

· Mencari dana yang dibutuhkan

· Mengkaji dan mengevaluasi kegiatan

· Mempersiapkan laporan dan menyerahkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten.

2. Melakukan rembuk desa untuk menetapkan kebutuhan desa atas layanan kesehatan dasar (promotif dan preventif). Promotif == mendidik masy untuk mandiri melaluil penyuluhan dan pelatihan. Preventif == mencegah terjadinya gangguan kesehatan. Layanan kesehatan dasar mencakup posyandu, promosi kesehatan, pencegahan penyakit menular, nutrisi, perawatan kesehatan ibu hamil dan telah melahirkan, kesehatan sekolah

3. PHCI desa membuat proposal. Proposal yang dibuat oleh PHCI desa diajukan ke Tim Implementasi Kabupaten (TIK) untuk direview. TIK terdiri dari Bappeda, kesehatan, BPMD, pengelola keuangan. Jika belum memenuhi syarat dikembalikan untuk diperbaiki. Jika sudah disetujui oleh TIK, proposal dibawa ke JICA Makassar.

4. JICA Makassar menyalurkan dana langsung ke rekening desa melalui Bank BRI Unit

5. Pelaksanaan kegiatan dibantu oleh konsultan lapangan. Di lapangan terdapat 3 konsultan lapangan. 1 konsultan / kecamatan. Dalam pelaksanaannya diharuskan ada dana pendamping/swadaya masyarakat yang besarannya dicantumkan dalam proposal.

6. Pembuatan laporan kegiatan dan laporan keuangan oleh Tim PHCI desa. Tahap ini dilakukan evaluasi kesesuaian antara proposal dengan kegiatan yang telah dilakukan

Kegiatan Masyarakat :

· Penyuluhan kebersihan lingkungan

· Pencegahan demam berdarah dengan 3 M

· Sistem suplai air bersih

· Kesehatan sekolah dan program perawatan gigi

· Sistem Pengendalian Sampah

· Pemberdayaan Posyandu

· Makanan Tambahan Anak (PMT)

· Pelatihan kader posyandu

· Penyuluhan PHBS

B. Anggaran : 10 – 20 juta / desa atau 270 jt – 540 juta/siklus di tiga kecamatan pada fase I

Peran Daerah == melakukan pelatihan-pelatihan, melibatkan PMD sebagai narasumber, mereview proposal

Peran JICA == pembiayaan, pelatihan, perencanaan, pelaporan

Di tahun 2011 sistem Prima Kesehatan berbeda. Anggaran tidak lagi oleh JICA melainkan diambil alih oleh pemda Barru melalui Alokasi Dana Desa (ADD). Selain itu jika di phase 1 penguatan kapasitas masyarakat, maka di phase 2 penguatan kapasitas puskesmas dan Tim Implementasi Kabupaten.

Selain itu Tim PHCI Desa tidak lagi dibentuk sendiri melainkan mentargetkan elemen-elemen yang ada di desa (LPMD/LKD, PKK, Desa Siaga)

Output / Outcomes- Penjelasan Hasil

Kegiatan PHCI Yang Terlaksana dan hasil/manfaat yang diterima :

· Menurunnya kasus diare (rata-rata kasus diare per puskesmas)

· Meningkatnya pengunjung per puskesmas (rata-rata pengunjung per puskesmas)

· Meningkatnya swadaya masyarakat (rata-rata swadaya masy per tim PHCI

2007 = Rp. 1.047.000

2008 = Rp. 2.119.000

2009 = Rp. 5.488.000

· Meningkatnya kunjungan balita ke posyandu

2007 = 12.762 balita

2008 = 13.640 balita

2009 = 14.199

· Pengadaan peralatan Posyandu di Desa Siawung,

Ø Peningkatan kunjungan balita dari rata-rata 20 menjadi > 30 dan ibu hamil dari rata-rata orang menjadi rata-rata >10 orang.

Ø Peningkatan jumlah dan jenis sasaran dari bayi dan ibu hamil sekarang masyarakat umum datang berkunjung meanfaatkan pelayanan posyandu.

· Pengadaan Stimulan tempat sampah di Kelurahan Sumpang BingaE, di mana pemda menambah dari 100 bak menjadi 200 bak yang merupakan model tempat sampah tersebut di contoh dan direplika oleh kelurahan lain seperti di Coppo, Mangempang, Tuwung, dan Mangempang.

· Penyuluhan tentang PHBS di sekolah dasar oleh PHCI Kelurahan Tanete :

Ø Mendorong institusi sekolah untuk mengaktifkan UKS yang selama ini kurng aktif.

Ø Merangsang partisipasi sekolah untuk melakukan upaya pencegahan kesehatan dasar bagi komunitas sekolah. Program ini menghasilkan kembali kegiatan Jumat bersih.

Ø Program ini mencerminkan adanya kerjasama antar lintas sektor sektor pemerintah (diknas, dinkes, dan puskesmas) dan sektor masyarakat (anggota PHCI).

Ø Program ini telah mengjarkan kepada anak-anak secara dini tentang perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga nampak murid-murid pada umumnya menunjukkan hygiene perorangan yang baik.

· Lomba Posyandu di Desa Pao-Pao

Ø Membuat kader posyandu untuk melakukan pembenahan administrasi terutama penataan ruangan posyandu termasuk lingkungan sekitar.

Ø Posyandu sekarang ini kebersihannya tertata dan rapi sehingga menimbulkan kenyamanan bagi setiap masyarakat untuk menggunakannya. Secara tidak langsung dapat meningkatkan motivsi masyarakat untuk berkunjung ke posyandu.

Ø Salah satu posyandu dari desa Pao-Pao berhasil mewakili Kecamatan ’tanete Rilau dalam lomba Posyandu Tingkat Kab. Barru.

· Melatih kader Jumantik, dengan adanya kegiatan pelatihan dan survey jentik yang dilakukan oleh kader menunjukkan angka kesakitan DBD turun. Tahun 2006 kasus DBD di kelurahan Lalolang 36 kasus turun tahun 2007 menjadi 13 kasus.

Capaian di desa Lasitae

· Pemerintah desa ikut memperhatikan kebersihan lingkungan dengan pengadaan jamban keluarga sebanyak 200 unit dan MCK 3 unit

· Aktif melakukan pembersihan lingkungan di sekitar rumahnya

· Rencana tindak lanjut : Lomba rumah sehat, lomba kader posyandu

· Sudah ada 15 kader dapat mengelola sendiri pelayanan posyandu khususnya aspek manajemen pelayanan

· Meningkatnya jumlah masyarakat yang hadir setiap posyandu dilaksanakan

· Berkurangnya kebiasaan masyarakat buang hajat di pinggir laut dan di kebun

PAYUNG HUKUM :

1. SK Bupati Barru No. 596 Tahun 2010 tentang Penetapan Susunan Pengurus TIK dan Tim Sekretariat Prima Kesehatan Fase II

2. Nota Kesepahaman antara JICA dan Pemda Barru mengenai Proyek Kerjasama Prima Kesehatan Fase II

3. Nota Kesepahaman antara JICA dan Pemda Barru mengenai Proyek Kerjasama Prima Kesehatan Fase I

4. SK Bupati No. 388/2008 tanggal 25 September 2008 Tentang Penetapan Petugas Tim Implementasi Kabupaten (TIK) Program Peningkatan Manajemen Kesehatan (Prima Kesehatan) JICA Kab. Barru.

5. Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kab. Barru No. 02/D.Kes/BR/SK/V/2008 Tentang Pengesahan Susunan Pengurus Tim PHCI Prima Kesehatan JICA Kec. Barru, Kec. Tanete Rilau, dan Kec. Tanete Riaja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar