Selasa, 21 Juli 2009

Jamkesda Lebih Diminati Masyarakat Sinjai


JAMKESDA telah digulirkan selama lima tahun di kabupaten kecil ini. Respons masyarakat positif dan berdampak pada pengelola Jamkesda yang kerap mendapat undangan memaparkan kiat suksesnya. Apa dan bagaimana Jamkesda itu? Berikut wawancara singkat Milawaty dari FIPO dengan Kepala Bapel Jamkesda Sinjai, Dr H Muh Jufri, MKes.


*Apa yang melatarbelakangi pelaksanaan Jamkesda?
Sebenarnya Jamkesda dilatarbelakangi kondisi kesehatan Indonesia saat ini. Ada dua masalah kesehatan yang sangat krusial. Pertama, biaya kesehatan semakin tinggi dan kedua pelayanan kesehatan (health care) semakin hari semakin terkotak-kotak. Salah satu renstra kabupaten Sinjai adalah kesehatan. Di bidang kesehatan terdapat tiga program pokok yang diunggulkan yaitu, peningkatan sarana prasarana kesehatan, pengembangan desa sehat, dan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat. Khusus program ketiga yang dianggap krusial sehingga program ini diamanahkan kepada suatu badan pelaksana Kabupaten Sinjai. Tujuannya secara umum adalah dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau, murah, dan efektif. Pendapatan Asli Daerah yang tinggi atau rendah bukan faktor penentu bagi pelaksanaan program jamkesda, tetapi kembali kepada komitmen bersama.
*Apakah Sinjai tidak menerapkan Jamkesmas?
Inilah kelebihan Kabupaten Sinjai. Jamkesmas yang merupakan program nasional tetap diterapkan. Jadi, selain Jamkesda, kami juga memiliki Jamkesmas. Dengan demikian warga miskin yang memiliki kartu Jamkesmas juga memiliki Kartu Jamkesda apabila dia terdaftar sebagai anggota.

*Apa yang membedakan Jamkesmas dan Jamkesda?
Jamkesmas ditujukan hanya bagi masyarakat tidak mampu dan itupun di kuot pusat berdasarkan banyaknya penduduk miskin yang terdata, padahal kenyataannya jumlah penduduk miskin jauh lebih besar. Selain itu Jamkesmas hanya memberikan pelayanan kesehatan dasar, rawat inap kelas III, dan paket obat-obat dan operasi. Sedangkan jaminan pemeliharaan kesehatan yang dilaksanakan Bapel Jamkesda ditujukan untuk seluruh masyarakat Sinjai.Paket pelayanan Jamkesda juga lebih banyak dibandingkan Jamkesmas.

*Apa saja paket pelayanan kesehatan Jamkesda?
Paket pelayanan kesehatan Jamkesda terdiri atas pelayanan rawat jalan yang terdiri dari poli umum, poli gigi, poli spesialis, dan keluarga berencana.Pelayanan rawat inap yang terdiri atas perawatan kelas II, persalinan normal, dan tindakan pembedahan sesuai kebutuhan medik. Pelayanan penunjang yang terdiri atas radiologi, USG, EKG, laboratorium, dan fisioterapi. Pelayanan gawat darurat 24 jam. Pelayanan unit ambulance berupa pelayanan lokasi kecelakaan lalu lintas, transportasi pasien pra/pasca perawatan, dan rujukan pasien keluar Sinjai. Peresepan obat oleh dokter sesuai daftar obat Jamkesda, dan Operasi khusus.

*Apakah Jamkesda lebih dipilih masyarakat?
Sebenarnya pemda Sinjai memakai sistem sharing. Masyarakat disarankan memakai kartu Jamkesmas terlebih dahulu agar biaya pengobatan tidak terlalu membebankan pemerintah daerah. Hal-hal yang tidak ditanggung oleh Jamkesmas akan diambil alih oleh Jamkesda. Periode Januari sampai Oktober belum banyak warga miskin Sinjai yang datang berobat dengan Jamkesmas. Masyarakat lebih cenderung menggunakan kartu Jamkesdanya dibanding kartu Jamkesmas. Pasalnya melalui Jamkesda semuanya sudah ditanggung, sementara Jamkesmas terbatas.

*Respons masyarakat di awal pemberlakuan Jamkesda ini?
Awalnya masyarakat tidak mengerti tapi dengan sosialisasi dan pendekatan yang dilakukan maka animo masyarakat semakin hari semakin meningkat. Masyarakat akhirnya menyadari bahwa Jamkesda ternyata memberikan manfaat yang besar kepada mereka. Selain itu masyarakat yang menjadi anggota Jamkesda juga menjadi ujung tombak yang nantinya akan menyebarkan pelayanan Jamkesda kepada masyarakat lain yang belum terdaftar. Kunci keberhasilan program ini merupakan tanggung jawab bersama yang pada akhirnya dapat dinikmati bersama semua masyarakat Sinjai.

*Hambatan yang menjadi kendala Bapel Jamkesda saat ini?
Masalah kepuasan pasien. Itu kendala utama kami karena kepuasan itu sifatnya terus berubah. Bisa jadi hari ini dan kemarin mereka puas, namun besok tidak puas. Kendala kedua adalah distribusi penduduk tidak merata. Wilayah Sinjai terdiri dari pulau, dataran rendah, dan dataran tinggi. Ini menyebabkan belum semua masyarakat Sinjai terdaftar sebagai peserta Jamkesda. Kemampuan Jamkesda untuk menjangkaunya masih terbatas. Untuk menjangkau itu semua, bapel Sinjai mengambil kolektor 200 orang yang berasal dari masyarakat. Kendala selanjutnya adalah adanya keluhan masyarakat non-gakin mengenai premi tiga dan enam bulan yang harus dibayar ke depan.

*Bagaimana prospek Jamkesda ke depan?
Jamkesda direspons positif masyarakat Sinjai. Ini terbukti hingga akhir tahun 2008, angka kepesertaan Jamkesda telah mencapai 85 persen dari seluruh penduduk Sinjai. Ke depannya kami akan terus mengembangkan program ini agar menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat bagi kesehatan rakyat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar