Rabu, 13 Juli 2011

BANGUN KANTONG-KANTONG AIR

Sektor pertanian masih merupakan sektor yang menjadi sumber pendapatan terbesar di Kabupaten Wajo dibandingkan sektor-sektor perekonomian lainnya. Hal itu digambarkan oleh peranan masing-masing sektor ekonomi dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Wajo setiap tahunnya. Delapan puluh persen masyarakat Wajo bahkan berprofesi sebagai petani. Hal ini diutarakan Bupati Wajo, A. Burhanuddin Unru, kepada peneliti FIPO, Milawaty, di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.

Hanya saja, lanjutnya, dari delapan puluh enam ribu hektar sawah yang ada di Wajo, hanya duabelas ribu hektar saja yang terairi. Selebihnya merupakan sawah tadah hujan. Padahal potensi air di kabupaten ini banyak. Terdapat tujuh sungai besar yang melintasi daerah ini, 14 sungai sedang, puluhan sungai-sungai kecil, serta 27 buah danau.

Selain itu lanjut bupati yang baru-baru ini merayakan hari ulang tahun daerahnya, kami sudah mensurvey salah satu tempat yang berpotensi mengalirkan air di 8.000 hektar sawah. Namanya Bendung Passalloreng yang mampu mempekerjakan 40.000 ribu orang dengan nilai ekonomi kurang lebih Rp1 triliun.

Dikatakan A. Burhanuddin Unru, didasarkan pada potensi sumber daya air yang sebenarnya melimpah namun belum termanfaatkan, pemerintah daerah sejak tahun 2009 mulai menggiatkan pembangunan kantong-kantong air. Saat ini, paparnya, kami sudah merealisasikan 100 kantong air yang terdiri dari embung, teppo, situ, dam, cekdam, umpen, dan lainnya. Masing-masing kantong air memiliki kelompok tani yang mengelola keberlangsungan kantong tersebut.

Selain itu kami melakukan normalisasi sungai-sungai di sepanjang Sungai Cenranae sepanjang 17 km yang bisa mengairi kurang lebih sepuluh ribu hektar sawah. Semua upaya-upaya yang kami lakukan sudah mulai menampakkan hasil. Tahun 2011 ini Wajo sudah bisa surplus beras dan itu hal yang sangat kami syukuri, ungkapnya tersenyum sembari menutup pembicaraan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar