Selasa, 10 November 2009

INOVASI LAYANAN KESEHATAN KABUPATEN ENREKANG

RUMAH SAKIT MASSENREMPULU : RUMAH SAKIT BERKONSEP MALL


Rumah Sakit Daerah Massenrempulu Kabupaten Enrekang memang inovatif, baik dari segi fisik maupun pelayanan. Siapa yang menyangka di daerah yang terletak ratusan kilometer dari ibu kota propinsi Sulawesi Selatan dan sebagian besar daerahnya berada di dataran tinggi ini mampu mendobrak image bangunan fisik rumah sakit yang identik dengan bau obat dan lalu lalang pasien.


Peningkatan sarana prasarana RSUM didasari pada visi ”Selangkah Lebih Baik dari RS Terkemuka”. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka Rumah Sakit Umum Daerah menghadirkan rumah sakit berkonsep mall. Pembangunan rumah sakit yang secara fisik berbeda dengan rumah sakit pemerintah pada umumnya tersebut telah dimulai pada tahun 2004 dan akhirnya benar-benar rampung pada tahun 2006. Di sebut berkonsep mall karena secara sepintas ruangan yang berlantai 2 ini memiliki jejeran ruangan mirip ruko di kiri kanan bangunan. Jangan membayangkan lorong-lorong dan pilar-pilar yang menjadi ciri sebuah rumah sakit. Pemandangan seperti itu tak satupun nampak. Sebaliknya memasuki pintu utama rumah sakit, anda akan disambut oleh receptionist terlatih bak receptionist hotel. Di receptionist ini pengunjung dapat meminta informasi mengenai letak pasien rawat inap termasuk dokter dinas yang bertugas pada hari tersebut.

Lepas dari receptionis, pandangan akan tertuju pada tangga menuju lantai dua. Di depan tangga berjejer ruangan-ruangan dan menyisakan ruang luas dan tinggi di depannya, mirip hall sebuah mall. Berada di bagian ini, kesan rumah sakit sama sekali tidak ada. Rumah sakit yang memiliki lahan seluas 2,9 hektar dengan luas bangunan 68x109 m ini memiliki 7 poliklinik. Kesemua poliklinik tersebut berada di sebelah kiri sayap bangunan, sementara sayap kanan di tempati oleh kantor rumah sakit. Berada di sebelah kiri sayap bangunan barulah jelas terlihat kegiatan keperawatan dan lalu lalang pengunjung rawat jalan.

Guna kenyamanan dan ketenangan pasien rawat inap agar tidak terganggu oleh pasien rawat jalan, ruangan pasien rawat inap ditempatkan di lantai 2. Pasien rawat inap di bagi menjadi pasien kelas III, II, I, dan VIP dengan total tempat tidur untuk seluruh ruang rawat inap 180 buah dengan BOR (Bed Occupancy Rate) 66% (BOR belum termasuk ektra bed). Pasien yang ingin memanfaatkan fasilitas kesehatan gratis untuk pasien rawat inap dapat menempati kelas III. Ada 4 ruangan khusus untuk kelas III dengan jumlah tempat tidur 73 buah (termasuk ekstra bed). Ada yang berbeda saat penulis memasuki kelas ini. Pasien di kelas III ini dimanjakan dengan fasilitas AC, televisi, 2 buah kamar mandi, dan pengaturan tempat tidur yang hanya terdiri dari 4 – 5 setiap kamar. Tidak banyaknya tempat tidur dan tak ada sekat antar tempat tidur membuat ruangan tidak pengap dan terkesan luas. Di tambah lagi setiap pasien hanya diperbolehkan dijaga oleh 2 orang.

Management rumah sakit memang telah berkomitmen untuk memanjakan pasiennya. Komitmen ini jelas terlihat pada fasilitas layanan yang diberikan. Bahkan pada pasien kelas III yang nota bene adalah pasien ”gratis”. Selain fasilitas dalam kamar, pasien pun di bebaskan dari pakaian kotor. Rumah sakit telah menyediakan layanan gratis laundry untuk semua kelas. Ini berlaku selama pasien berada di rumah sakit. Jelas ini adalah fasilitas ’plus-plus’ yang wah bagi pasien kelas III yang sebagian besar adalah warga miskin. Sayangnya, fasilitas ini belum disosialisasikan dengan baik ke pasien dan keluarganya karena beberapa keluarga pasien justru tidak mengetahui pelayanan ini.

Bagi pasien yang ingin menempati kamar VIP, fasilitas yang VVIP pun siap menanti. Dengan hanya membayar Rp. 225.000,-/hari, pasien dan 2 orang keluarga pasien mendapatkan makan 3x sehari, 2x snack, dan buah 1 kilo per hari. Tersedia 16 buah kamar bagi pasien yang ingin mengambil fasilitas VIP ini.

Di lantai 2 rumah sakit ini, jangan membayangkan keluarga pasien berkeliaran atau duduk di luar emperan kamar. Semua keluarga pasien berada di dalam kamar. Hal ini disebabkan tidak ada fasilitas tempat duduk yang tersedia di luar kamar. Hal ini memang di sengaja oleh pihak rumah sakit yang ingin menjaga ketenangan pasien. Hasilnya memang cukup efektif, tidak terdengar suara hingar bingar keluarga pasien.
Bukan hanya layanan fisik yang bernilai tambah di rumah sakit ini. Teknologi tingkat tinggi pun tidak luput. Guna memantau kinerja para staffnya yang nantinya akan berdampak pada kepuasan pasien dan keluarga pasien, direktur rumah sakit telah menerapkan penggunaan CCTV yang telah tersebar di semua bagian kecuali kamar-kamar pasien. Dengan CCTV ini, direktur cukup memantau aktivitas pegawai, perawat, dokter, dan bidan dari balik meja kerjanya. Dengan CCTV pula terjadinya tindakan kriminal dan gangguan kenyamanan pasien dapat diantisipasi. Dari balik meja kerja pula, direktur dapat memantau mulai dari pasien masuk sampai pulang, jenis obat yang diberikan, harga obat, hingga jumlah uang yang masuk sampai hari ini pun dapat diketahui melalui sistem informasi manajemen rumah sakit.

Anda ingin mengunjungi salah satu pasien tapi tidak mengetahui di kamar mana dia berada? Atau anda lupa nama pasien yang ingin dibesuk? Ingin mengetahui nama dokter? Beragam pertanyaan ini dapat dijawab cukup dengan mengetik SMS Gateway ke nomor 085242568888. Caranya ketik Pasien spasi Nama atau ketik Cari Spasi Nama. Kemudahan yang ditempuh rumah sakit ini ternyata sangat efektif karena salah satu manfaat layanan ini adalah keluarga pasien yang berada di tempat yang jauh dapat memonitor keberadaan keluarga mereka yang menjadi pasien rawat inap di rumah sakit ini.Layanan ini berlaku 24 jam setiap hari dengan jumlah operator sebanyak 33 orang.

Banyaknya keluarga pasien bertumpuk di ruang rawat inap terutama pada malam hari yang dapat menghambat proses penyembuhan di rumah sakit membuat manajemen menempuh kebijakan dengan membangun rest house. Keluarga pasien yang berasal dari luar daerah dapat menginap di rest house yang berada dalam kawasan rumah sakit. Rest house yang disediakan khusus untuk pasien rawat inap memiliki 16 kamar dengan fasilitas AC dan non-AC. Untuk fasilitas ini, keluarga pasien cukup merogoh kocek Rp. 50.000,- per hari.

Fisik bangunan rumah sakit yang mewah, berkonsep mall, limpahan fasilitas, dan teknologi tinggi masih belum lengkap jika tidak didukung oleh ketercukupan SDM. Seiring dengan pembangunan rumah sakit pada tahun 2004, ketercukupan SDM juga terus ditingkatkan. Selain tenaga kerja tetap, tenaga sukarela juga terus diberdayakan.
Perincian jumlah tenaga dari tahun ke tahun :














Dengan jumlah tenaga kesehatan yang mendukung dan beragam fasilitas yang dilimpahkan kepada pasien, maka outocomes yang bisa terlihat adalah :








Rumah sakit Massenrempulu dengan visi dan konsepnya yang inovatif terbukti dapat meningkatkan pendapatan rumah sakit itu sendiri. Meski tidak berorientasi pada pendapatan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit otomatis akan berdampak pada meningkatnya jumlah pasien baik dari daerah itu sendiri maupun pasien dari daerah tetangga yang dengan sendirinya akan menaikkan pundi-pundi kas rumah sakit.

1 komentar:

  1. Tulisannya bagus, Bu. Tapi, sayang! saya belum pernah masuk ke RS-nya. he:) http://kpmmjogja.co.cc

    BalasHapus